19 Februari 2009,
Rehan membuka bajunya kemudian melemparnya ke kursi yang tak jauh darinya.Kemudian ia berbaring di kasur,mendesah pelan mengingat sesuatu.Perkenalan itu begitu singkat bagiku.Perempuan itu bernama Nurul Aliyah.Ia lulusan Universitas Al-Azhar di Kairo dan ia memakai jilbab.Sangat cantik dan suaranya lembut.Bicara sopan dan santun.Beda dengan gadis-gadis yang ku kenal apalagi yang ku kencani.Perempuan itu bagai mutiara yang tak ingin disentuh.Saatku mengajaknya bersalaman,ia bahkan tak melirik dan membalas tanganku.Tapi bukan itu yang membuatku menerima tawaran mama untuk mengenal Aliyah lebih dekat selama sebulan,istilahnya sih ta’arufan.Aliyah tak ingin pacaran,katanya nanti setelah ia menikah saja.Aku tersenyum mengingat ucapannya,tapi masih ada sesuatu yang lain membuatku ingin mengenal Aliyah,tapi aku sendiri tak tahu jawabannya.
21 Februari 2009,
Sore ini aku mengantarnya pulang bersama temannya.Katanya ia tak ingin berduaan dengan orang yang bukan mahramnya.Aku sempat sedikit tersinggung atas ucapannya,mungkin ia takut aku akan berbuat macam-macam dengannya.Tapi itu sebelum ia menjelaskan padaku tentang sesuatu saat perjalanan ke rumahnya.”Afwan Mas,bukannya aku berfikir yang jelek terhadap Mas tapi dalam Islam,jika seorang wanita dan lelaki berduaan yang bukan mahramnya,maka yang ketiga adalah syetan Mas,lagipula tak baik Mas dilihat tetangga”ucapnya pelan dan lembut tanpa bersikap menggurui.Aku hanya tersenyum kecil,ada sedikit kekaguman di hatiku kepadanya.
29 Februari 2009,
Sudah 10 hari aku berkenalan dengan Aliyah,ada perubahan yang aku sadari pada diriku.Aku tak pernah lagi berkumpul dengan teman-temanku di diskotik.Gadis-gadis yang aku kencani bahkan tak kupedulikan.Sikapku juga agak sopan menurutku,mungkin karena aku melihat tingkah Aliyah yang sopan terhadapku”Ah..ada apa denganku ini?”,apakah aku sudah jatuh cinta padanya?”Tanya Rehan pada dirinya sendiri.Belakangan ini,Aliyah sering mengajakku bergabung dengan perkumpulan yang ia dirikan dengan sekelompok alumni mahasiswa dari berbagai Universitas.Namanya REMUNI,Remaja Muslim Indonesia.Aku membantu beberapa kegiatan yang direncanakan,bahkan aku berkenalan dengan banyak teman.Awalnya aku tidak suka dengan kegiatan ini,yang bisa membuatku malu di hadapan Aliyah.Yah,aku malu jika ikut tadarrusan.Yah,aku malu ikut shalat berjamaah.Dan aku malu ikut kegiatan amal mereka sebab semua hal itu jarang aku lakukan.Aku ingat waktu kecil,aku selalu dibawa ibu ke Mesjid untuk mengaji tapi aku selalu kabur dan menangis jika disuruh kesana lagi sehingga ibu pasrah dan tak membawaku lagi ke tempat itu.Tapi Aliyah selalu memberikanku dorongan batin agar aku ikut dalam kegiatannya hingga akhirnya tak ku sadari aku yang selalu bersemangat jika ada kegiatan baru lagi.
19 Maret 2009,
Hari ini Ulang tahunku yang ke-25,tepat sebulan sejak aku berkenalan dengan Aliyah.Biasanya aku merayakannya dengan teman-temanku dengan pesta,tapi hari ini lain,Aliyah memberiku kado yang agak besar menurutku.Tapi ketika kubuka kadonya di rumah,”Subhanallah”itu kata pertama yang keluar dari mulutku.Sebuah Kitab Suci Al-Qur’an dan sebuah peci hitam.Aku terharu dan semakin yakin dengan keinginanku untuk mengkhitbah Aliyah.
22 April 2009,
Sepuluh hari menjelang pernikahanku dengan Aliyah.Terjadi sesuatu hal yang sebelumnya tak pernah kubayangkan.“Re,ini anak kamu Re.Kamu tak sadar waktu itu,kamu mabuk Re”ucap Angel terisak keras di depanku memohon.Aku masih tak percaya dengan apa yang dikatakan Angel,wanita yang terakhir kali kukencani sebelum aku bertemu Aliyah.Aku yakin tak pernah melakukannya,bahkan aku sangat yakin.Tapi melihat Angel yang menangis di hadapanku berlutut,aku jadi bimbang.“Kacau…kacau…kacau”sekali-kali kulempar barang-barang yg ada di kamarku.Aku pusing,aku takut Aliyah tahu ini.Pikiranku kacau,aku bahkan tak makan sedikitpun dari pagi,tubuhku lemas memikirkan hal ini.Kulihat Ibuku berjalan ke arahku,matanya merah.Ada segudang kekecewaan di wajahnya.“Rehan”ucapnya sambil memegang tanganku.suaranya parau.”Ibu tak tahu harus berkata apa,ibu tak menyalahkan kamu.Kamu harus menyelesaikan ini dengan Aliyah,bicaralah padanya.Ibu yakin,Aliyah seorang wanita kuat,ia pasti mau menerima ini kalau kamu harus menikahi Ang…el”isak Ibu dengan lirih.Tak kuasa aku menahan air mataku,lalu ku peluk ibu dengan erat.
Ketika esok,Dengan sekuat hati,aku menceritakannya kepada Aliyah apa yang terjadi dan aku berusaha meyakinkan dia bahwa aku tak pernah melakukannya.Kulihat ia mencoba mencerna perkataanku.Tak ada sedikitpun raut marah di wajahnya,persis kata Ibu,Aliyah wanita yang kuat.“Aku tak tahu apa itu benar atau tidak Mas.Allahu Allam,aku hanya tahu Allah maha melihat dan mengetahui apa yang terjadi di bumi ini.Aku hanya tahu bahwa Allah telah menentukan takdir kita.Jika Mas bimbang,sholat tahajudlah Mas.InsyaAllah,Allah akan memberimu petunjuk”hanya itu kata Aliyah.
Malam itu,aku bangun mengambil wudhu dan kujalankan tahajjudku yang pertamaDalam sujudku,aku menangis memohon petunjuk-Nya dan berdoa tetap menguatkan hatiku.Esok paginya,aku terbangun dengan air mata di pipi.”Ya…Allah,apakah ini adalah petunjuk yang Engkau berikan kepadaku?”.Aku bermimpi sedang berlari-lari kecil ditaman dengan seorang anak laki-laki.Kami kelihatan sangat bahagia.
Hari ini,kutetapkan hati untuk memberitahu Aliyah aku akan menikahi Angel dan akan menceraikannya setelah anak itu lahir.Tapi lagi-lagi perkataannya semakin meracuni pikiranku.“Astagfirullah Mas,apa yang Mas bicarakan ini?,belum menikah,Mas sudah ada niat untuk bercerai?,segitu tak berperasaankah Mas terhadap perempuan itu”?tanyanya lembut kepadaku.“Tapi Dek,Mas tak mencintainya.Mas mencintai kamu,dan Mas tak bisa hidup tanpa kamu.Percayalah Mas,dek.Tunggulah Mas,sampai ini berakhir”.Kulihat air mata Aliyah.Baru kali ini air mata itu turun di hadapanku,tapi ia masih tersenyum.“Mas,aku memang mencintai Mas.Tapi perasaan ini tak melebihi Cintaku kepada-Nya Mas.Aku ini seorang wanita Mas,sama seperti perempuan yang akan Mas nikahi.Jika Mas menceraikan pereempuan itu demi aku,itu sama saja aku memakan daging saudara perempuanku sendiri,dan aku tak ingin itu terjadi Mas.Sangat tak ingin.Jika memang kita berjodoh,Allah mungkin mempunyai rencana lain terhadap kita berdua Mas.Perceraian itu memang dihalalkan Mas,tapi sangat dibenci Allah.Aku tak ingin Allah membenci Mas karena aku…Mas”ucapnya panjang tersedu.Hatiku miris mendengarnya mendengarnya.Ingin rasanya kupeluk perempuan di hadapanku ini,tapi akku tak bisa melakukannya.”Ya…Allah,terima kasih telah mempertemukan aku dengan wanita ini”ucapku dalam hati.
25 April 2009,
Sesuai permintaan Aliyah,aku mempertemukannya dengan Angel.Mereka berbicara berdua di kamar Aliyah,sangat lama.Aku tak tahu apa yang mereka bicarakan,perasaanku cemas jika Angel memarahi atau melukai Aliyah.Tapi itu hanya perasaanku saja,mereka keluar dengan wajah ceria.Bahkan mereka kelihatan akrab.Di kamar Aliyah,,,“Ya….Allah.Kuatkanlah hati hamba-Mu,jika ini cobaan yang engkau berikan kepada hamba.Maka hamba akan ikhlas menerimanya Ya Allah.Jika memang Mas Rehan bukan lelaki yang kau kirim untukku,maka tabahkan hati hamba”ucap Aliyah menangis dalam doanya.Aliyah masih bimbang juga dengan perasaannya.Jika ia ingin mengikuti kata hatinya,ia tidak rela Mas Rehan menikahi angel sebelum pembicaraannya dengan Angel kemarin…“Mba Angel…kesinilah”kusuruh ia duduk didekatku.Mukanya kelihatan pucat,matanya sembab.Angel sangat cantik,tubuhnya indah,kulitnya putih mulus,dengan perutnya yang sedikit mebuncit menurutku,tapi wajahnya terlihat raut sedih yang mendalam.Ia begitu pelan-pelan duduk disebelahku.Ia menunduk,begitu resah memainkan tangannya.“Mbak Angel,aku tahu apa yang Mbak rasakan.Jika berada di posisi Mbak,mungkin aku juga akan seperti itu”ucapku sambil memegang tangannya lembut.Tiba-tiba Angel memelukku,terisak pelan.Ku biarkan ia menangis di pelukanku.Ia melepaskan pelukannya saat tenang kembali.”Aliyah…maafkan aku”katanya tanpa menatapku.“Mba’….tak ada yang perlu dimaafkan.Mbak Angel tak sedikitpun bersalah kepadaku”.Tapi Angel masih tersedu.“Aliyah”kali ini ia menatapku,”Aku…aku….tak tahu harus berbuat apa lagi Aliyah.Aku….aku sudah berbohong kepadamu dan kepada Rehan…”katanya terisak.Aku tersentak mendengar perkataannya,”Mba…katakanlah,bukankah suatu kebohongan itu tidak baik.Jika ada yang ingin Mba katakan,katakanlah….Aliyah siap mendengarnya”.Ia kemudian memegang kedua tanganku dan menciumnya,”Maafkan aku aliyah….sebenarnya,aku tak tahu anak siapa yang ada dalam rahim ini.Aku…aku….tak tahu harus bagaimana lagi Aliyah.Aku..tak ingin Rehan tahu soal ini…aku takut……”katanya terisak keras.Aku lebih tersentak mendengarnya,ada sebersit rasa marah dalam diriku pada Mba Angel,tapi aku masih mencoba mencerna.”Tapi Mba’…Kenapa harus Mas Rehan?kenapa?“Aku tak tau harus kemana lagi Aliyah,yang pertama kali muncul dibenakku waktu itu adalah Rehan.Karena ia….ia yang terakhir berpacaran denganku.Sungguh Aliyah,maafkan aku,tolong aku….Kau perempuan Aliyah,kau pasti tau seperti apa perasaanku”.Air matanya sangat deras,membuatku sangat iba.Aku berusaha tenang.Mataku berkaca-kaca,seandainya…seandainya aku yang berada di posisi Mba Angel,apakah aku juga akan berbuat seperti ini Ya Allah?”tanyaku dalam batin.“Mba,ada satu hal yang ingin Aliyah tanyakan kepada Mba’,Apa Mas…Rehan pernah melakukannya dengan Mba’’tanyaku hati-hati tapi tegas.Kulihat ada sedikit kekecawaan dalam raut wajahnya,ia menunduk.”Ti…ti..dak”katanya ragu-ragu.“Subhanallah”ucapku.”Tapi Aliyah,aku mohon,jangan kau katakan ini kepada Rehan.Aku takut…takut…..sangat takut Aliyah”ucapnya masih terisak.“Mba…waktu.Mba melakukannya,apakah rasa takut itu sebesar rasa takut mba kepada Allah?,bukankah Mba tau berzina itu dosa dan hukumnya haram”.Ia mendesah mendengar perkataanku,”aku baru tahu sekarang Aliyah,dulu aku tak pernah ingin tahu apa itu dosa dan apa itu Tuhan.Tapi aku hanya manusia Aliyah,sama seperti kamu yang pernah khilaf,aku baru sadar sekarang bahwa aku telah banyak melakukan kesalahan tapiii…tapii aku ingin berubah Aliyah.Aku ingin berubah…apakah tidak ada kesempatan bagiku untuk berubah Aliyah? Bukankah katanya Allah itu Maha Memaafkan hambanya yang ingin berubah”.Aku kaget mendengar ucapannya,semestinya aku juga tak berhak menghakimi Mba’ Angel.Aku juga tak sempurna dan pasti akan berbuat kesalahan.Lalu kupeluk Mba’ Angel dan kukatakan padanya “Tenanglah Mba’,Jika Allah menginginkan aku berbuat begini maka itu akan terjadi.
3 hari sebelum pernikahan Mas Rehan dan Angel…
“Aliyah…Mungkin kau tak tahu seberapa besar rasa sayangku padamu.Kau yang telah merubahku.Ku yang mebuat hidupku ini berarti.Kau ajarkan aku tentang suatu keikhlasan.Kau ajarkan aku tentang suatu kesabaran.Jika ini memang takdir kita,maka aku berusaha untu ikhlas”ucapku sedikit miris ketika kami berbicara di teras depannya rumahnya.Aliyah tersenyum sangat indah.”Mas…Aliyah tahu itu dan aku tahu mana yang baik untukku.Jika aku memang bukan jodoh Mas,berarti ada yang lebih baik untuk Mas dan untukku.InsyaAllah Mas,Allah maha adil kepada hamba-hambanya”ucapnya.“Aliyah,sebelum Mas menikah,apakah ada sesuatu yang ingin kau minta dari Mas.Mas siap memberikannya sebagai rasa syukurku bahwa aku ditakdirkan bertemu dengan wnaita sepertimu”.Kali ini ia tersenyum lebar “Ada Mas….”ucapnya kemudian.“Apa itu Aliyah,katakanlah…InsyaAlah aku akan mewujudkan?tanyaku bersemangat.“Jika nati Mas telah sah menikah dengan Mba Angel,aku ingin Mas mencium ubun-ubunnya ketika Mas memasuki kamar sambil membacakan doa untuknya,setelah itu,Mas mengajaknya shalat berjamaah agar ia kelak menjadi istri yang sholehah pada mas.Sayangilah ia seperti Mas menyayangi diri sendiri”.Aku terkejut mendengar perkataan Aliyah,aku ingin menangis.”Subhanallah,InsyaAllah Aliyah”hanya itu yang kuucap.“Satu lagi Mas,aku mohon kita jangan terlalu sering berhubungan.Aku ingin menjaga perasaan Mba Angel dan keluarganya serta menjaga diriku sendiri dari ocehan orang-orang yang tidak baik.Mas mengerti kan apa maksudku?”.Hatiku sedih mendengarnya,”InsyaAllah Aliyah..InsyaAllah”hanya itu yang bisa kuucap.
30 April 2009,
Aku menyaksikan ijab Kabul itu,ada perasaan sedih di hatiku meskipun aku bahagia.Mas Rehan dan Mba Angel telah sah menjadi suami istri.Mba Angel terlihat sangat bahagia,ia begitu erat memelukku setelah acara pernikahan.Ia sangat berterima kasih padaku dan ia berjanji akan menjadi Isri yang baik bagi Mas Rehan.Tapi aku tak tahu apa yang terjadi pada Mas Rehan,ia masih kelihatan sangat bimbang.Ada rasa kecewa di raut wajahnya.Tapi aku mencoba untuk tida mempedulikannya.
24 Agustus 2009,
Sudah 3 bulan lebih,sejak pernikahan Mas Rehan dan Mba’ Angel.Aku jarang bertemu mereka.Terakhir bertemu mereka waktu bulan kemarin di acara tujuh bulanan Mba’ Angel.Mba’ Angel kelihatan sangat gembira,dia sangat baik terhadapku.Dia kelihatan berbeda dengan jilbab yang dikebakannya,malah sangat cantik menurutku.Tapi ada yang berbeda hari itu,Mas Rehan kelihatan berubah sikapnya kepadaku.Hanya menanyakan kabarku saja dan berlalu begitu dan tak pernah menolehku lagi.Aku terima dengan sikapnya sebab aku juga tak berhak marah.
20 Oktober 2009,
Hari ini,Mba Angel melahirkan,atas permintaanya kepada Mas Rehan.Ia memanggilku melihat persalinannya.Bayi laki-laki itu sangat tampan.Kulihat Mas Rehan sangat bahagia menggendongnya,begitupun Mba Angel.Akupun ikut bahagia.Tapi..Malam itu,Mba Angel tiba-tiba merintih kesakitan,padahal sebelumnya ia taka apa-apa,kata dokter tubuh Mba Angel melemah setelah proses persalinan.Mba Angel memegang erat tanganku dan tangan Mas Rehan di sampingnya.Ia terbaring lemah,tapi ia masih bisa tersenyum dan berbicara,“Aliyah,sejak aku bertemu denganmu,aku sudah melihat tanda-tanda kebesaran-Nya.Kau memang wanita yang baik Aliyah,pantas jika Mas Rehan sangat mencintaimu”ucap Mba Angel pelan.Aku memandangnya.Seketika itu air mataku turun, ”Mba…istirahatlah.Jangan terlalu banyak bicara kata dokter”kataku.Ia tersenyum dan beralih memandang Mas Reha,”dan kau Mas rehan,kau jangan berpura-pura lagi.Aku tahu kau sangat mencintai Aliyah bahkan setelah kita menikah kaupun masih mencintainya.Kau tahu aku tak cemburu sedikitpun”ucapnya lagi.Kulihat Mas Rehan menggenggam erat tangan Mba Angel,ia tak berkata sedikitpun.Air matanya pun menetes.”Aliyah”kemudian ia kembali berbicara padaku,”aku ingin kau menjaga malaikat kecil itu,sayangi ia seperti kau menyayangi Rehan.Jadikan ia sholeh seperti Mas Rehan.Berjanjilah padaku aliyah”pintanya.Aku menangis mendengarnya.”Dan Mas Rehan,aku ingin kau menyayangi anak kita seperti engkau mencintai Aliyah.Dan Maafkan atas semua kesalahanku selama ini,Lakukanlah apa yang dari dulu kau inginkan.Aku merestui kalian”.Aku dan Mas Rehan terkejut mendengar itu,kami pun menagis bersama-sama.Lalu,”AshaduAllah ilaha Illallah,waashaduanna muhammaddarrsulullah”ucapnya terakhir kali.Mas Rehan tak kuasa menahan tangis sambil memeluk Mba Angel.Air matakupun tak berhenti,”Innalillahi Wainna ilahi Rajiun,semoga engkau diterima disisi-Nya”.
http://cerpen.net/cerpen-cinta/cinta-itu-butuh-kesabaran.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar