Cari Blog Ini

Sabtu, 30 Oktober 2010

Mati ku Untuk Mu

Aku jatuh cinta… =(
Aku jatuh cinta dengan orang yang salah, orang yang slalu dan slalu membuat aku bimbang. Kadang, aku merasa dia tau tentang perasaan ku, tapi kadang dia membuat aku merasa dia tidak tau tentang perasaan ku. Dia… Sangat membuat aku bimbang setengah mati, kadang dengan mudahnya dia membuat ku menangis, tapi dia juga dengan mudahnya membuat ku tersenyum dan tertawa.
Aku bingung, haruskah aku senang ataukah sedih dengan perasaan ini. Dia… begitu membuat ku bahagia, membuat ku melayang ke awan.
Namanya, Tyan, teman satu kelompok ku. Aku mulai suka sejak pertama kali bertemu di OSPEK jurusan. Sangat aneh, dengan mudahnya aku jatuh cinta dengannya. Aku suka caranya bicara, aku suka bahasanya yang berbeda dengan ku, aku sangat suka dengan semua hal yang ada di dirinya.
Waktupun terus berjalan, aku semakin di buat suka dengannya. Slalu kumpul kelompok, walaupun sebenarnya aku nggak pengin kumpul. Aku juga slalu bahkan slalu berusaha membantunya, menarik perhatiaannya, slalu dan slalu memperhatikannya. Semua status di FB (facebook) ku hanya ada dia, aku slalu dan slalu berharap dia tau. Bayangkan bagaimana senangnya saat dia coment status ku. Bagaimana senangnya saat dia nge-like status ku. Semua itu membuat aku berharap.
Tapi… pada akhirnya aku sadari, dia tidak pernah menyadari perasaan ini. Aku ingin saat mengatakan perasaan ini, bahkan sangat ingin mengatakan bahwa ‘aku mencintai-mu Tyan’. Tapi ternyata, nggak ada yang membuat aku bertahan mencintai kamu. Orang yang aku cintai bahkan tidak mau peduli dengan perasaan ku. Dan sahabat ku (orang yang tau perasaan ku dengan Tyan) menghindari ku, menjauhi ku.
Aku terdiam sambil terpaku memandang kedepan, aku slalu dan slalu begini. Aku slalu dan slalu hanya bisa mencintai tanpa dicintai. Aku berjalan kedepan sambil menghapus airmata yang sejak tadi tidak berhenti. Mungkin lebih baik, aku akhiri semua ini, mungkin loncat dari lantai 5 kampus ini.
“Sae!” Teriak seseorang menghentikan langkah ku. “Elo apa-apaan?”
Aku menoleh. “Vin…” Aku memandang sahabat ku, aku lalu tersenyum, senyuman yang dipaksakan. “Kenapa? Ada yang salah?”
“Otak loe sarap ya?! Loe bikin geger satu kampus! Turun nggak!” Teriak Kevin. “Jangan Cuma gara-gara masalah Tyan, loe jadi kayak gini! Pengecut! Pecundang loe!”
Aku terdiam lalu kembali memandang kedepan. “Gue emang pecundang, gue pengecut.”
“Tapi nggak kayak gini juga!” Teriak Kevin. “Elo pikirin orang yang mencintai loe! Nyokap bokap loe!”
“NGGAK ADA YANG CINTA SAMA GUE, VIN!” Teriak ku sambil berbalik menatapnya, tiba-tiba mata ku terbelalak saat melihat Tyan berjalan menuju aku. “Tyan…”
Tyan memandang ku iba. “Maaf, aku nggak tau perasaan kamu.” Bisiknya.
“Banyak orang yang cinta sama loe! Termasuk Tyan!” Teriak Kevin.
Tyan menatap ku sambil mengangguk, ia memegang tangan ku. “aku cinta sama kamu.”
Aku menyentuh dadanya pelan sambil merasakan detak jantungnya. “Bohong…” Aku makin menangis. “Nggak ada debaran keras saat kamu bersama ku.” Aku mundur beberapa langkah. “Bohong, kamu bohong…” Aku semakin melangkah mundur. “Bye, Tyan.”
“SAE!” Teriak seseorang menarik tangan ku, ia memegang tangan ku erat.
Aku memandang keatas, wajah penuh kekhawatiran Kevin. “Lepasin.”
“Loe harus rasain detak jantung gue, loe harus rasain, seberapa kerasnya debarannya.” Mata Kevin berkaca-kaca. “Gue suka sama loe, gue suka dari pertama kali kita ketemu, gue suka bahkan sangat sangat suka sama loe. Tapi bodohnya loe nggak pernah ngerasain perasaan gue! Loe malah slalu dan slalu bilang suka sama Tyan didepan gue! Loe kira gue nggak kesel?”
Aku terdiam sambil menatapnya.
“Naik! Loe nggak boleh jatuh! Loe harus hidup!” Teriak Kevin sambil menarik tangan ku.
Ia menarik tangan ku, dia berjuang menarik ku, dia berjuang untuk mengembalikan hidup ku.
“Elo harus hidup.” Kevin menatap ku.
Keseimbangan badannya mulai goyah karena menarik tangan ku, tubuhnya terpeleset.
“KEVIN!!!!!!!!” Teriak ku saat melihat tubuh Kevin terjatuh dari lantai 5, aku hanya bisa diam, terpaku memandangnya.
Tyan memeluk ku yang kini sedang berontak, kini aku merasakan debaran keras saat dipeluk Tyan. Aku terdiam, apa yang harus aku lakukan, bahagia kah atau harus sedih?

by: Sekar Sae Khoirunnisa

Cerpen.Net.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar